Paris (AFP) Dikenal untuk kecantikannya dan gaya jalan yang lucu, penguin juga memiliki gaya hidup yang sukar dimengerti di laut. Terkadang mereka menghabiskan waktu berbulan-bulan saat mencari makan di lautan yang luas sebelum kembali ke tempat pembiakannya.
Para zoologist telah lama bertanya-tanya ke mana burung laut tanpa sayap itu pergi selama masa yang panjang, jauh dari daratan itu, dan kini para ilmuwan Prancis, dalam satu studi yang diterbitkan hari Rabu, percaya mereka dapat memberi jawabannya.
Satu tim dari National Centre for Scientific Research (CNRS) memasang peralatan pemantau pada selusin penguin macaroni (Eudyptes chrysolophus) betina dan jantan saat kedatangan musim dingin di wilayah Samudra Hindia Perancis di Kerguelen Islands.
Peralatan seberat 6 gram ini diikatkan pada kaki penguin dengan menggunakan pengikat plastik yang tak berbahaya. Burung berkepala lucu itu pergi ke tengah laut beberapa hari kemudian untuk kegiatan mencari makan tahunan dan perekam kecil tersebut tetap berada di tempatnya, bertahan terhadap temperatur air dan cahaya ke mana pun mereka pergi.
image source: wikipedia.
Musim semi berikutnya, sekitar enam bulan kemudian, penguin itu kembali ke Kerguelen untuk berkembang biak. Para ilmuwan tersebut menemukan peralatan mereka dan mengunduh data yang ada, dan juga mengambil contoh darah untuk memperoleh tanda kimiawi mengenai apa yang telah dimakan oleh burung yang tak bisa terbang itu. Segera setelah berada di laut, para peneliti tersebut mendapati, burung itu berenang menjauh dari Kerguelen, dan bergerak menuju ke arah timur ke Samudra Hindia.
Mereka menyebar, dan menghabiskan lebih dari 80 persen waktu mereka di dalam gerombolan geografis yang panjang antara 47 dan 49 derajat garis lintang selatan. Sisa waktu mereka dihabiskan agak ke selatan lagi, lebih dekat ke pinggir Southern Ocean. Namun mereka tak melewati batas, dan juga tak mencari makan di wilayah es.
Burung tersebut berenang menempuh jarak yang menakjubkan, rata-rata sejuah 10.430 kilometer selama enam bulan “petualangan mereka”. Petualangan terjauh mereka sampai 2.400 kilometer dari Kerguelen.
Dalam beberapa pekan terakhir perjalanan mereka, burung itu bergegas pulang, dan mencapai jarak 1.743 kilometer dalam masa satu bulan saja. Dari kajian sisa makanan, pemeriksaan darah tersebut memperlihatkan penguin telah menyantap crustaceans selama mereka berada di samudra. Bertolak belakang dengan dugaan semula, mereka tak menyantap spesies Antartic krill, Euphausia superba, yang hanya terdapat diperairan yang lebih dingin lebih jauh ke selatan.
Studi tersebut penting karena menunjukkan lahan perburuan utama penguin di sub-Antartika Samudra Hindia, dan oleh karenya itu membantu upaya pelestarian, kata para penulis studi itu, yang dipimpin oleh Charles-Andre Bost, sebagaimana diberitakan oleh kantor berita Prancis, AFP. Macaroni penguin adalah spesies penguin paling banyak, tapi populasinya diduga telah merosot selama dua dasawarsa terakhir.
Perubahan iklim juga menimbulkan ancaman, karena perairan yang bertambah hangat dan perubahan ocean current yang akan mempengaruhi ketersediaan makanan. Studi itu disiarkan di dalam Biology Letters, jurnal Royal Society, yang akademi ilmiah de-fakto di Inggris.
sumber : news.yahoo.com.
0 comments:
Post a Comment