Hasil penelitian terhadap Satelit II Jupiter yang baru-baru ini diumumkan, mungkin bisa membantu menjelaskan asal mula gumpalan es raksasa yang tersebar di atas permukaannya sampai menemukan bukti keberadaan kehidupan.
Profesor Robert Pappalardo dan Dr. Amy Barr dari Universitas Colorado yang meneliti Satelit II Jupiter semula menganggap bahwa gumpalan es yang misterius terbentuk karena ketika es di bawah tanah yang agak panas bergerak ke atas menyembulkan es kecil dari lapisan kulit es Satelit II Jupiter. Namun sekarang para ilmuwan menganggap bahwa pembentukan gumpalan es membutuhkan sejumlah kecil materi lain, misalnya sodium klorida atau asam sulfat. Seperti misalnya cairan elektrolisa keasaman dalam baterai dan garam, materi-materi ini dapat membuat es larut di bawah suhu yang agak rendah, dengan demikian, potongan es yang membuat suhu agak tinggi dapat mendesak permukaan es yang beku naik dan membentuk gumpalan es.
Pappalardo mengatakan, bahwa Satelit II Jupiter dalam proses peredarannya mengelilingi planet Jupiter bisa kemunculan gejala pasang pada pagi dan malam yang sangat kuat, cukup mengakibatkan ekstrusi terhadap satelit tersebut sehingga bagian dalamnya menjadi panas. Ia menganggap bahwa ini adalah sebab utama terbentuknya gumpalan es. Dr. Barr mengatakan, bahwa gumpalan es sangat besar, ada yang diameternya mencapai 300 kaki, lagi pula secara bertumpuk merapat di permukaan Satelit II Jupiter.
Tesis yang ditulis bersama oleh Pappalardo dan Barr disiarkan dan dibaca dalam rapat tahunan bagian ilmu pengetahuan planet yang diadakan di California belum lama ini. Bagian ilmu pengetahuan planet adalah sebuah cabang lembaga astronomi Amerika. Pappalardo adalah salah satu anggota tim perencanaan dari kelompok yang diberi nama Jupiter Icy Moons Orbiter. Tugasnya mungkin termasuk memastikan apakah Satelit II Jupiter mampu mendeteksi samudera, secara jarak jauh mengukur susunan permukaannya, serta mencari lokasi yang memungkinkan bagi pendaratan masa datang.(erabaru.or.id)*
0 comments:
Post a Comment